Monday, 29 October 2012

Tangkas untuk Hidup

Pada abad ke-20 ini, tepatnya abad yang ditandai dengan perubahan dinamika kehidupan secara globalisasi terutama perkembangan IPTEK. Semua lapisan aktor kehidupan di dunia ini seolah-olah dan dituntut untuk menjadi pribadi yang intelektual. Meningkatkan kadar intelektual (hal yang berkaitan dengan daya cipta dan daya pikir dalam bentuk ekspresi, ciptaan, dan penemuan di bidang teknologi dan jasa) kita, bisa dilakukan dengan 3 unsur, yaitu EQ, IQ, SQ.
Harus diketahui bahwa IQ hanya batasan ukuran kemampuan dalam Bahasa dan Matematika. IQ tidak mengukur kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual dan hubungan sosial. Menurut Robert Cooper, "kecerdasan raport" atau IQ hanya menyumbangkan sekitar 4% bagi keberhasilan hidup, selebihnya ditentukan oleh kecerdasan-kecerdasan lain.
Yang kedua, SQ atau kecerdasan spiritual tidak hanya sekedar kecerdasan dan kesadaran. Yang paling penting yaitu perilaku individu dan sosial, terutama pada Tuhan. Sebagai contoh, adapun tokoh-tokoh besar di dunia yang mempunyai SQ yang baik adalah Ibnu Arabi, Rumi, Al Hallaj, Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, Helen Keller, Caesar Chavez, atau Muhammad Saw. Hmm.. tau gak sih pemirsa kalau Amstrong pernah berkata seperti ini "The Perfect Man of his generation and a particularly effective symbol of the divine". Atau secara bahasa pribumi bisa disebut sebagai teladan bagi umatnya dalam seluruh totalitas kepribadiannya, baik sebagai presiden, politikus, pedagang, pendidik, kepala rumah tangga, pengembala maupun petani. WOW..WOW.. kali ini harus bilang WOW pemirsa :D Yang ketiga, EQ atau kecerdasan emosional yaitu kecerdasan yang mendahulukan perasaan sebelum berpikir secara rasional dan logis. Ini merupakan kecerdasan yang dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain. 
Ok, setelah membahas intelektual, kita mulai bahas prinsip ketangkasan. Loh? Kok tangkas? Iya, tangkas disini berarti dapat menyesuaikan diri di segala lingkungan. Di dalam lingkungan yang kompetitif dan dinamis di mana IPTEK, perilaku konsumen dan pergerakkan pesaing dalam dunia kerja dapat berubah secara random pola lingkungannyan jadi harus tetap survive bagaimana kondisinya. Dengan prinsip ketangkasan yang saling terintegrasi, yaitu What, Why dan How kita dapat tetap survive (Insyallah). Penjelasan ada dibawah ini:

"What" Apa saja sih sistem intelijen dan informasi pemasaran yang dilakukan oleh phak lain mengenai lingkungan bisnis? Disini kita berusaha memantau pergerakan kompetisi dan perilaku konsumen.

"Why" Mengapa sih pihak lain itu secara kontinu menggunakan dan menganalisa informasi yang telah diperoleh? Ini berarti untuk meningkatkan wawasan yang berguna bagi lingkungannya.

"How" Bagaimana sih informasi-informasi tersebut bisa menghasilkan strategi dan taktik dalam meningkatkan imagenya? Dilihat dari unsur Why, informasi-informasi tersebut menjadi dasarnya proses pengambilan keputusan yang sebelumnya harus menyusun beberapa pilihan strategi dan taktik yang sedemikian rupa.
Secara singkat, ketiga prinsip tersebut harus saling terintegrasi satu sama lain dengan cara memantau, menganalisa dan mengkaji ulang secara terus-menerus, rutin dan terprogram dengan baik.

0 komentar:

Post a Comment